Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai macam bahan, di antaranya termoplastik poliuretan (TPU) dan silikon menonjol sebagai dua polimer yang banyak digunakan. Dari casing ponsel pintar hingga perangkat medis, bahan-bahan ini ada di mana-mana. Namun, TPU dan silikon menunjukkan perbedaan signifikan dalam sifat fisik, karakteristik pemrosesan, dan bidang aplikasi. Memilih bahan yang tepat secara langsung memengaruhi kinerja dan umur produk. Artikel ini memberikan analisis mendalam tentang TPU dan silikon dari perspektif ensiklopedis, menawarkan panduan pemilihan bahan untuk membantu pembaca lebih memahami dan memanfaatkan bahan-bahan ini.
Poliuretan termoplastik (TPU) adalah kelas elastomer termoplastik yang menggabungkan elastisitas seperti karet dengan kemampuan proses seperti plastik. Ini adalah polimer yang disintesis melalui reaksi diisosianat, poliol, dan pemanjang rantai. Struktur molekul TPU mengandung segmen fleksibel dan kaku, yang memberinya sifat fisikokimia yang unik. Tergantung pada bahan baku dan formulasi, TPU dapat menunjukkan kekerasan, elastisitas, ketahanan abrasi, dan ketahanan kimia yang bervariasi.
TPU terutama disintesis melalui polimerisasi pertumbuhan bertahap, di mana diisosianat bereaksi dengan poliol untuk membentuk prepolimer, diikuti oleh perpanjangan rantai dengan pemanjang rantai untuk menghasilkan polimer TPU akhir. Berdasarkan jenis poliol, TPU dapat diklasifikasikan menjadi TPU berbasis poliester dan TPU berbasis polieter. TPU berbasis poliester menawarkan ketahanan minyak dan pelarut yang sangat baik tetapi ketahanan hidrolisis yang lebih buruk, sedangkan TPU berbasis polieter menunjukkan ketahanan hidrolisis yang unggul, kinerja suhu rendah, dan elastisitas pantulan.
Menurut kekerasannya, TPU dapat dikategorikan sebagai TPU lunak (kekerasan Shore 60A-80A), kekerasan sedang (80A-95A), atau keras (di atas 95A).
Silikon, atau elastomer silikon organik, adalah polimer sintetis dengan tulang punggung silikon-oksigen dan rantai samping organik. Sifatnya yang unik—termasuk ketahanan suhu, ketahanan cuaca, dan biokompatibilitas—menjadikannya berharga dalam aplikasi medis, makanan, dan elektronik. Berdasarkan metode pengawetan, silikon dapat dibagi menjadi jenis pengawetan adisi dan pengawetan kondensasi.
Silikon biasanya disintesis dari silana melalui reaksi hidrolisis dan polikondensasi untuk membentuk oligomer siloksan, yang kemudian dihubungkan silang dengan bahan pengawet dan katalis. Silikon pengawetan adisi menggunakan katalis platinum untuk pengawetan cepat, bebas produk sampingan, cocok untuk aplikasi presisi tinggi. Silikon pengawetan kondensasi menggunakan katalis timah dan lebih hemat biaya untuk penggunaan industri umum.
Berdasarkan aplikasi, silikon dapat diklasifikasikan sebagai serbaguna, kelas medis, kelas makanan, atau kelas elektronik, masing-masing memenuhi persyaratan peraturan tertentu.
| Properti | TPU | Silikon |
|---|---|---|
| Elastisitas | Elastisitas tinggi, pantulan yang sangat baik | Lembut, elastisitas sedang |
| Ketahanan Abrasi | Sangat baik | Baik |
| Ketahanan Kimia | Baik (tahan minyak/pelarut) | Sangat baik (ketahanan kimia yang luas) |
| Rentang Suhu | -40°C hingga 120°C | -60°C hingga 230°C |
| Ketahanan Cuaca | Baik (sensitif UV) | Sangat baik (tahan UV/ozon) |
| Biokompatibilitas | Sedang (beberapa kelas tersedia) | Sangat baik (tidak beracun) |
| Metode Pemrosesan | Cetakan injeksi, ekstrusi | Cetakan kompresi, ekstrusi |
| Aplikasi | Alas kaki, elektronik, otomotif | Medis, makanan, elektronik |
| Biaya | Lebih rendah | Lebih tinggi |
Saat memilih antara TPU dan silikon, pertimbangkan:
TPU dan silikon adalah polimer berkinerja tinggi dengan keunggulan yang berbeda. TPU unggul dalam elastisitas, daya tahan, dan ketahanan kimia untuk aplikasi mekanik yang menuntut, sementara silikon menawarkan stabilitas suhu yang tak tertandingi, biokompatibilitas, dan keamanan untuk penggunaan sensitif. Memahami sifat-sifat bahan ini memungkinkan pemilihan yang tepat, mengoptimalkan kinerja dan umur produk.
Kontak Person: Ms. Chen
Tel: +86-13510209426